Menanam Padi

Menanam Padi

Rabu, 28 September 2016

outbound pacet

 

Manfaat outbound training


Sehubungan dengan semakin pesat dan berkembangnya persaingan bisnis di dalam dan di luar negeri menyebabkan persaingan global menjadi lebih ketat sehingga banyak para pelaku bisnis perusahaan merasa perlu meningkatkan kualitas Sumber daya manusia bagi karyawannya. Dengan metode pembelajaran eksperiensial atau lebih dikenal dengan “learning by doing”, peserta akan dihadapakan dengan keadaan yang nantinya dapat diimplementasikan di dalam kehidupan sehari-hari, dan juga membuat pemahaman terhadap suatu permasalahan akan semakin tinggi sehingga implementasinya juga semakin mudah.
Outbound Training merupakan sarana yang digunakan dalam pelatihan yang bertujuan untuk :
A. Meningkatkan kompetensi setiap individu , Info training | info Outbound | training outboud
B. Terbentuk sifat dan sikap mental sumberdaya manusia :
– Yang berkualitas, Yang mampu membangun dan meningkatkan pola pikir, proses/sistem kerja yang baik,
– Memberikan hasil kerja yang maksimal,
– Semangat kerja yang tinggi, serta
– Kerjasama yang solid antar dan inter unit
agar tujuan perusahaan yang diinginkan dapat terwujud dengan sukses dan bahagia.
TUJUAN OUTBOUND ?
Membangun dan Meningkatkan :
Sikap Mental, Knowledge, Practise, Skill
1.KUALITAS IMAN & TAQWA
2.KUALITAS POLA PIKIR
3.KUALITAS PROSES KERJA
4.KUALITAS HASIL KARYA
5.KUALITAS HIDUP
MANFAAT PELATIHAN OUTBOUND
1.Peserta akan dapat lebih memahami arti yang sebenarnya dari sebuah tantangan.
2.Peserta akan dapat belajar pentingnya memiliki jiwa yang tidak mengenal putus asa.
3.Peserta akan mendapatkan pemahaman yang sebenarnya tentang motivasi, kerja sama dan kepemimpinan.
4.Peserta akan lebih arif dalam melihat potensi diri.
5.Peserta akan mampu memaknai dengan benar arti sesungguhnya dari kata komunikasi efektif
6.Peserta akan mendapatkan kesegaran baik secara jasmani maupun rohani

Manfaat Outbound untuk Anak dan Orang Tua

Paket Outbound – Ternyata Outbound bukan hanya sekedar bermain saja. Banyak manfaat yang bisa di dapatkan bagi si kecil. Wahana outbound bisa melatih keberanian dan kemandirian anak serta melatih tingkat kecerdasan anak. Selain itu outbound juga melatih psikomotorik anak agar lebih cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan alam bebas dan mencintai alam.
Saat ini sudah mulai banyak diadakan kegiatan outbound bagi anak. Dengan kegiatan ini hubungan orang tua dan anak juga bisa terjalin harmonis. Karena ada outboound yang membolehkan orang tua untuk ikut dan ada juga tidak. Namun keduanya memiliki manfaat untuk si anak itu sendiri nantinya.
Outbound untuk anak-anak bertujuan untuk melihat kemampuan dan perkembangan anak baik secara fisik maupun mental. Dengan wahana permainan yang dibuat sedemikian rupa, menjadikan si anak berusaha dan mampu untuk memecahkan suatu permasalahan.
Diharapkan setelah mengikuti outbound anak lebih berani,percaya diri dan mampu berkomunikasi dengan baik, terutama dengan orang tua dan teman-temannya. Outbound juga memacu kreatifitas dan kemampuan berfikir anak. Banyak manfaat yang bisa didapatkan anak dari permainan outbound

Agar kegiatan outbound training optimal
Beberapa hal yang harus dilakukan agar kegiatan outbound training  yang dilaksanakan dapat menghasilkan hasil yang optimal. Diantaranya adalah..
Interview. Ini perlu dilakukan untuk mendapatkan gambaran profil dari peserta outbound. Jangan sampai nantinya permainan super keras diterapkan kepada orang yang punya penyakit tertentu misalnya. Wah.. bisa repot nantinya. Selain itu juga agar instruktur tidak terkaget-kaget di lapangan manakala karakter asli dari peserta muncul, sedangkan karakter itu belum tentu disenangi oleh sang instruktur misalnya. Jadi udah ada semacam defend dulu agar gak terkaget-kaget (termasuk solusi bagaimana menanganinya).
Variasi permainan. Ini juga penting dan mesti disesuaikan dengan kondisi dan budget. (Bukan berarti simulasi kerjasama ini tidak bisa dimainkan di dalam ruangan loh). Semakin pandai seorang instruktur merancang suatu permainan, yang dapat mensimulasikan kerjasama antar anggota tim, semakin besar kemungkinan keberhasilan dari kegiatan outbound training tersebut.
Keseriusan dan kesiapan peserta. Bila segala-galanya sudah bagus namun pesertanya tidak serius atau tidak siap, yang ada bisa2 hanya akan buang2 waktu dan tenaga saja. Jadi apa gunanya kegiatan outbound training dilaksanakan.
Komunikasi. Saat kegiatan outbound training berlangsung, harapannya karakter yang biasa digunakan para peserta selama di tempat kerja, karakter itulah yang digunakan. Nantinya bisa jadi akan timbul konflik dan bisa jadi masalah dalam komunikasi. Nah.. ini akan menarik bila masih bisa dilakukan kompromi dari hasil komunikasi yang berlangsung.
Btw, bila dari hasil kompromi yang terjadi tidak mendapatkan hasil yang benar2 produktif, maka bisa jadi ada (satu atau lebih) karakter yang boleh dibilang kurang cocok untuk ditempatkan dalam tim. Untuk itulah perlu dilakukan perubahan karakter. Misal, yang tadinya pemarah harus dikurangi marah nya. Yang pendiam harus diajak atau diberi peluang untuk bisa mengungkapkan apa yang dianggapnya baik untuk tim. Dan bila terjadi perubahan berupa peningkatan produktifitas tim tersebut dari yang semula tidak produktif atau kurang produktif, maka karakter baru itulah yang ”stelan”-nya perlu digunakan dalam lingkungan kerja sehari-hari. Karena ”mapping” na boleh dikatakan udah ”pas”. Namun bila dianggap ada pemarah dan ada pendiam tapi tetap dianggap produktif. Malah justru sarannya adalah.. peliharalah sifat marah dari pemarah dan sifat pendiam dari si pendiam karena “mapping” nya udah pas. Aneh kan? Tapi ajaib, begitulah sarannya.
Gimana bila ternyata tidak berhasil pula dilakukan kompromi dari usaha untuk merubah karakter yang ada di dalam tim (yang mengakibatkan kurangnya produktifitas dalam tim)? Personil yang memiliki karakter yang kurang cocok dalam tim tersebut lantaran tidak ditemukannya ”mapping” yang pas, mungkin bisa ditempatkan di tim yang lain yang lebih cocok untuknya (selain kemudian bisa di-training pelan-pelan agar karakternya bisa berubah ke arah yang diharapkan. Btw perusahaan sekelas General Electric melakukan hal itu kepada para karyawannya). Tapi terlepas dari suka atau tidak suka dari keputusan yang diambil, harapannya ke depan akan memberi keseimbangan dalam tim di kemudian harinya. Mungkin gak ada yang salah dan gak ada yang bener dari hasil keputusan tersebut. Seperti tidak ada yang salah tatkala ada istri cerewet dengan suami pendiam. Intinya bagaimana menemukan ”mapping” yang pas untuk tim. Cara yang berat dan mahal memang. Namun di luar negeri ini dianggap efektif ketimbang sekedar melakukan assessment. Assessment memang cara yang murah menurut saya. Namun boleh dibilang tidak.. atau setidak-tidaknya.. kurang adil. Coba pikir baik2. Istri cerewet dan suami pendiam tapi produktif. Istri oke dan suami oke namun gak produktif. Apa yang salah dari sebuah assessment? Namun assessment ini boleh dibilang masih bisa dipake, bahkan sangat terpakai  daripada.. ribet!

Metode outbound training

Ada banyak cara provider outbound training melakukan kegiatan outboundnya. Metode yang biasa digunakan dalam pelatihan outbound training adalah :
1. Permainan kelompok
Dalam suatu kegiatan outbound training, banyak sekali permainan-permainan yang dilakukan secara berkelompok, baik yang sifatnya fun game maupun bersifat middle game. Beberapa permainan outbound yang biasa dilakukan secara berkelompok diantaranya :
–          Human ladder
–          Ring berpindah
–          Hunter my name
–          Mutiara dalam kerang
–          Hollahop/webbing berantai
–          All stand up
–          Frantic ballon
–          Train ballon
–          Ball tossing
–          Dan lain-lain
2. Kerja kelompok
Dalam suatu kegiatan outbound training, kerja kelompok  biasa dikerjakan untuk mensimulasikan kehidupan yang nyata dalam permainan-permainan sederhana dalam kegiatan outbound. Beberapa kegiatan outbound yang mensimulasikan kegiatan ini diantaranya :
–          Human ladder
–          Time boom
–          Pipa bocor
–          Pulau terkecil
–          Escsape from the island
–          Pulau terkecil
–          Crocodille river
–          Dan lain-lain
3. Petualangan individual
Petualan individual perlu dilakukan dalam kegiatan outbound training untuk memberikan pengalaman baru pada para peserta outbound, menambah keberanian, cepat mengambil keputusan dan menambah rasa kemanusiaan. Game dalam petualangan individu biasa ada dalam permaianan high rope maupun permainan outbound lainnya. Diantaranya :
–          Flying fox
–          Two line bridge
–          Jembatan elvis
–          Solo camp
–          Repeling
–          Paralayang
–          Airsoftgun
–          Paint ball
–          dll
4. Ceramah (keterkaitan antara kegiatan simulasi dengan prinsip manajemen)
Ceramah biasa dilakukan dalam kegiatan outbound training di malam hari.
5. Diskusi
Dalam suatu kegiatan outbound traning, diskusi diperlukan untuk memecahkan masalah yang ada, sehingga tujuan/goal dari outbound training yang dilakukan bisa tercapai.


Sasaran Program outbound Manajemen Training

Sasaran dari kegiatan outbound training adalah pengembangan berbagai komponen prilaku pegawai guna menunjang kelancaran pelaksanaan tugas kerja sehari-hari. Komponen prilaku yang diharapkan tumbuh dari pelaksanaan outbound training adalah :
–          Berfikir kreatif (kreatif thingking)
–          Kemampuan untuk mengembangkan gagasan kreatif dari diri sendiri
–          Kemampuan untuk memancing munculnya gagasan kreatif dari orang lain.
–          Kemampuan untuk menyakinkan orang lain
–          Kemampuan menyelesaikan konflik dalam kondisi win-win
–          Kemampuan bernegosiasi dengan pihak lain dengan kondisi win-win
–          Kemampuan membagun kerjasama dengan tim
–          Kemampuan membangkitkan semangat kerja tim
–          Kemampuan mengatasi hambatan yang dihadapi tim
–          Mempunyai hubungan interpersonal yang baik
–          Mau mendengar dan menghargai pendapat orang lain
–          Membangun rasa percaya (trust) pada orang lain
–          Melihat kelemahan orang lain bukan sebagai kendala
–          Melihat orang lain sebagai bagian dari sukses diri sendiri dan sukses tim
–          Terbuka atas masukan (kritik dan saran) dari orang lain
–          Tidak memaksakan kehendak
–          Bersedia menolong orang lain dan mau ditolong orang lain
–          Berkomunikasi secara efektif
–          Mampu menyampaikan informasi kepada orang lain.
–          Mengkomunikasikan ide kepada orang lain dengan jelas dan sistemik
–          Menyampaikan kritik dan saran tanpa menyinggung perasaan orang lain
–          Merangsang orang lain untuk mengajukan gagasan alternatif
–          Mau bertanya bila ada ketidakjelasan informasi
–          Berusaha memahami kesulitan orang lain
–          Memotivasi diri dan orang lain
–          Mengembangkan inisiatif dan kreatifitas diri
–          Mau bekerja melebihi harapan
–          Melihat kesulitan sebagai sesuatu yang menantang
–          Berani mengambil resiko
–          Membangkitkan semangat orang lain
–          Menghangatkan suasana dengan sifat humoris
–          Mempunyai kemampuan dalam pengelolaan diri
–          Pengembangan kebiasaan hidup yang efektif
–          Tidak kehilangan kontrol emosi
–          Tegar dalam menghadapi situasi panik
–          Tidak menganggap dirinya sebagai orang yang paling berjasa dalam kesuksesan tim





Metodologi Outbound Training

Dalam suatu kegiatan outbound training, ada beberapa tahapan yang biasa dilakukan. Agar pelatihan outbound training bisa berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan atau sasaran yang diinginkan. Setiap proses pembelajaran dalam outbound training yang efektif memerlukan tahapan berikut ini, yaitu :
1. Tahapan pembentukan pengalaman (experience)
Pada tahapan ini peserta dilibatkan alam suatu kegiatan atau permainan bersama orang lain. Kegiatan atau permainan outbound adalah salah satu bentuk pemberian pengalaman secara langsung kepada peserta pelatihan. Pengalaman langsung dalam outbound akan dijadikan wahana untuk menimbulkan pengalaman intelektual, pengalaman emosional dan pengalaman bersifat fisikal. Dengan adanya pengalaman tersebut setiap peserta siap untuk memasuki tahapan kegiatan berikutnya yang disebut dengan tahapan pencarian makna.
2. Tahapan perenungan pengalaman (reflect)
Kegiatan perenungan (refleksi) bertujuan untuk memproses pengalaman yang diperoleh dari kegiatan outbound yang dilakukan.  Setiap peserta outbound dalam tahapan ini melakukan refleksi tentang pengalaman pribadi yang dirasakan disaat kegiatan berlangsung. Apa yang dirasakan secara intelektual, emosional dan fisikal. Dalam tahapan ini, fasilitator berusaha untuk merangsang para peserta untuk mencapaikan pengalaman pribadi masing-masing setelah terlibat didalam kegiatan outbound tahap pertama.
Didalam kegiatan refleksi outbound, peserta biasanya menceritakan pengalaman pribadinya masing-masing dalam berbagai tingkatan belajar.
3. Tahapan pembentukan konsep (form concept)
Pada tahapan ini para peserta outbound training mencari makna dari pengalaman intelektual, pengalaman emosional dan pengalaman fisikal yang diperolehdari keterlibatan dalam kegiatan outbound. Pengalaman apakah yang ditangkap dalam suatu permainan outbound, dan apa arti permainan outbound tersebut bagi kehidupan pribadi maupun dalam hubungan dengan orang lain.
Tahapan outbound ini dilakukan sebagai kelanjutan tahap refleksi, dengan menanyakan pada peserta outbound training apa hubungan antara kegiatan yang dilakukan dengan perilaku manajemen yang sesungguhnya. Salah satu contoh pertanyaan pada tahapan ini sebagai berikut :
“Kalau dikaitkan dengan situasi kerja sesungguhnya ditempat kerja (kantor), perilaku yang anda alami tadi menggambarkan situasi kerja yang bagaimana?
4. Pengujian konsep  (test concept)
Pada tahapan ini, para peserta outbound training diajak untuk merenungkan dan mendiskusikan sejauh mana konsep yang telah terbentuk di dalam tahapan tiga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari hari, baik dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, maupun kehidupan dalam pekerjaan di kantor. Fasilitator membantu para peserta outbound training dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan yang menggiring peserta untuk melihat relevansi dari pengalaman selama pelatihan dengan kegiatan di dunia kerja sesungguhnya.
Kami dari Executive adventure outbound malang, selaku provider outbound yang ada di malang,  siap membantu rekan-rekan sekalian untuk mencapai goal dari kegiatan outbound training yang dinginkan

Berikut beberapa alasan kenapa metode Outbound training dipakai. Diantaranya sebagai berikut:
1. Metode ini adalah sebuah simulasi kehidupan yang kompleks menjadi sederhana
Manusia pada dasarnya dapat memahami kehidupan ini dari alam semesta. Alam semesta adalah sumber kearifan, dan tempat belajar bagi semua orang. Itulah sebabnya Tuhan diberbagai kitab suci menyuruh manusia untuk membaca makna yang ada di dalam alam semesta. Bagaimana burung terbang bersama, dan bagaimana lebah dan semut berbagi tugas telah menjadikan banyak inspirasi bagi pakar managemen.
Kehidupan dalam organisasi perusahaan yang sangat kompleks sebenarnya dapat disimulasikan kedalam suatu bentuk kegiatan yang sederhana. Permainan outbound training adalah cara untuk menggambarkan kehidupan yang kompleks dengan cara sederhana melalui penggunaan sebuah metafora. Permainan yang ditampilkan dalam outbound training adalah metafora dalam kehidupan kompleks tersebut.
2. Metode ini menggunakan pendekatan metode belajar melalui pengalaman (experiental learning)
Outbound training menggunakan cara yang memberikan sebuah pengalam langsung kepada peserta pelatihan. Suatu kehidupan organinasi disimulasikan dalam sebuah kegiatan yang dapat dirasakan langsung oleh peserta program pelatihan outbound. Peserta langsung merasakan sukses dan gagal dalam sebuah kegiatan outbound training. Kalau sukses, peserta akan tahu, prilaku apa yang membuat mereka sukses. Kalau gagal, mereka juga akan segera tahu, prilaku mana yang menyebabkan kegagalan tersebut. Pendekatan outbound traning memudahkan pemahaman tentang konsep manajemen
3. Metode ini penuh kegembiraan karena dilakukan dengan permainan.
Kegiatan pelatihan outbound training banyak sekali menggunakan aktifitas yang mirip permainan yang biasa dilakukan anak-anak. Permainan biasanya disukai hampir setiap orang, sehingga sangat menyenangkan dan semua peserta pelatihan bisa lepas dalam kegiatan outbound. Dari pengalaman di dalam menyelenggarakan outbound, dijumpai keterangsangan emosi dan kegembiraan pada diri peserta pelatihan outbound training.
Penyusunan jenis aktivitas (exercise) outbound training
Penyusunan aktivitas yang berupa permainan outbound yang akan dilakukan harus melihat pada kebutuhan pelatihan outbound. Jenis permainan outbound yang dipilih harus sesuai dengan tujuan pelatihan outbound. Oleh karena itu provider outbound training dalam menyusun program harus memahami prinsip dinamika kelompok, dan perilaku manajemen yang harus dimunculkan dalam aktivitas pelatihan outbound. Tanpa memahami prinsip dinamika kelompok, prinsip perilaku manajemen maka kegiatan outbound training yang disusun akan tidak jeas kaitannya dengan kebutuhan pelatihan.
Sangat sering terjadi kegiatan pelatihan outbound training (pelatihan di alam terbuka) dilakukan oleh pecinta alam yang mengetahui tentang jenis aktivitas pelatihan , tetapi mereka tidak memahami dinamika psikologis pelatihan/permainan, dan tujuan permainan untuk membentuk prilaku apa. Keadaan akan jadi sangat mengganggu  dan merugikan perusahaan apabila kegiatan yang disusun justru bertentangan dengan kebutuhan organisasi/perusahaan.
Ilustrasi berikut ini akan memberikan contoh bagaimana kegiatan dalam pelatihan outbound akan merugikan perusahaan. Misalnya, prinsip manajemen modern menyarankan orang untuk mampu bekerja dengan siapapun atau dengan tim manapun. Di dalam kegiatan pelatihan outbound, permainan outbound yang disusun justru membuat orang menjadi fanatik pada kelompoknya sendiri, dan melihat kelompok lain sebagai lawan. Biasanya hal ini dilakukan oleh mereka yang tidak memahami konsep manajemen modern dengan membangun tim yang fanatismenya tinggi melalui kegiatan kompetisi antar kelompok, mulai kegiatan awal pelatihan sampai selesai pelatihan
Penyusunan urutan aktivitas kegiatan outbound
Kesuksesan sebuah kegiatan pelatihan outbound training di alam terbuka sangat tergantung pada urutan penyajian kegiatannya. Urutan penyajian kegiatan ini sangat terkait dengan kesiapan fisik dan suasana emosi peserta dan keterangsangan emosi peserta pelatihan outbound. Bila urutan kegiatan outbound tidak berhasil membuat suasana gembira yang terus meningkat, maka pelatihan akan sangat membosankan dan tidak menarik. Selain itu penyusunan kegiatan outbound harus pula mampu menumbuhkan perasaan memperoleh tantangan yang semakin meningkat. Kalau kegiatan pelatihan outbound dimulai dengan kegiatan (exercise) yang sangat menantang dan penuh kegembiraan, kemudian pada kegiatan berikutnya kualitas tantangan dan kegembiraan menurun, maka pelatihan outboundnya kurang sukses.
Berikut contoh urutan kegiatan outbound (pelatihan alam terbuka) yang baik.
  1. Do`a bersama (memohon keselamatan kepada pencipta alam semesta)
  2. Stretching/peregangan otot-otot, dimulai dengan lari-lari kecil, senam ringan dan pendinginan/cooling down. Kegiatan olahraga ini harus dilakukan dengan sungguh-sungguh agar otot menjadi lentur , dan tidak terjadi kejang otot ataupun cedera.
  3. Ice-breaking/permainan pemecah kebekuan. Aktivitas pemecah kebekuan dalam kegiatan outbound tujuannya untuk melakukan penghangatan (warming up) para peserta agar terbentuk rasa persahabatan dan terbentuk suasana yang menyenangkan (rapport)
  4. Team building/membangun tim. Setelah pemecah kebekuan dilakukan barulah dilakukan games-games outbound yang berupa team building
  5. Perenungan/refleksi, dilakukan untuk memproses pengalaman dari kegiatan yang telah dilakukan
  6. Penutupan.
Dari sudut pandang filosofis pelatihan outbound, pada dasarnya ada dua pendekatan didalam penyusunan urutan aktivitas kegiatan outbound. Pendekatan pertama berasumsi bahwa pembentukan (team building) harus bermula dari pengembangan diri (personal development). Oleh karena itu urutan kegiatan outbound harus dimulai dengan kegiatan pembentukan diri melalui kegiatan tantangan individual (personal challenge). Kegiatan pengembangan diri antara lain adalah permainan di arena tali (high rope), atau panjat dinding (wall climbing). Tujuan kegiatan ini adalah untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan perasaan mampu (self-efficacy). Dengan tumbuhnya sikap positif dalam diri seseorang akan memudahkan orang berinteraksi dengan orang lain dalam sebuah tim. Asumsi lain dari pendekatan ini adalah….. untuk membangun tim yang kokoh dan berkinerja tinggi haruslah dimulai dengan memiliki anggota tim yang secara individual cukup tangguh.
Pendekatan kedua berasumsi bahwa pembentukan tim harus didahulukan urutannya, baru kemudian diikuti oleh kegiatan pengembangan diri. Alasannya lebih pada kepentingan untuk menyusun rangsangan emosi, mulai dari kegiatan yang menyenangkan, tidak banyak tantangan, yang kemudian secara gradual ditingkatkan tantangannya dengan kegiatan pengembangan diri yang lebih menuntut keberanian. Pengikut aliran kedua ini berasumsi bahwa kegiatan tantangan personal (personal challenge) seperti high rope/airsofgun/rafting/paralayang/wall climbing bila berhasil dilakukan  akan menimbulkan perasaan kemenangan (sense of glory) melawan ketakutan yang ada di dalam diri. Perasaan ini akan sangat berkesan bagi peserta dan biasanya apabila peserta outbound kembali ketempat kerja, pengalaman /kenangan berhasil meraih kesuksesan ini berkesan sangat mendalam.

Observasi Perilaku Peserta outbound selama pelatihan
Hal-hal yang perlu diamati dari setiap peserta selama mengikuti games adalah :
–          Keterlibatan dalam kelompok ( mempunyai inisiatif atau hanya menjadi pendengar yang baik)
–          Keaktifan (peran serta peserta)
–          Kemampuan mengendalikan emosi/stress (kontrol diri, ekspresi wajah)
–          Kemampuan meyakinkan orang lain
–          Kemampuan menciptakan sinergi
–          Kemampuan mendistribusikan pekerjaan (resource distribution)
–          Kemampuan mengoptimalkan alokasi sumber daya yang dimiliki (resource allocation)
–          Respon/antusias terhadap challenge
–          Mau/tidak mau memahami orang lain (menghargai pendapat orang lain)
–          Strategi dalam menghadapi konflik (lebih ke arah win-win atau win-loss)
–          Reaksi apabila gagasannya ditolak
Sejarah Lahirnya Outbound Training
Outward Bound adalah ide pendidikan inovatif yang dikreasikan oleh Kurt Hahn yang telah bertahan dan berkembang selama lebih dari enam puluh tahun. Fakta Ini dapat dikatakan luar biasa karena begitu banyak metode pendidikan yang muncul dan tenggelam selama periode ini.
Apakah karena konsep ini sangat mudah beradaptasi dan dapat diterapkan pada dunia edukasi secara masal atau karena pemikiran dan filosofi dari konsep metode semacam outbound ini adalah abadi dan memiliki daya tarik universal? atau mungkin kedua faktor tersebutlah yang membuat metode ini menjadi populer dan terus berkembang.
Yang jelas sang penemu metode outward bound atau lebih dikenal outbound training , Kurt Hahn telah meninggal pada tahun 1974 tetapi pengaruhnya dalam Outward Bound dan inisiatif pendidikan lainnya masih hidup hingga saat ini. Beliau lebih menekankan tercapainya tujuan daripada melatih fokus, dengan menggunakan cara yg sangat fleksibel, beragam dan sangat adaptatif. Begitu pula dengan metode Outbound Training, dengan programnya yang boleh dikatakan “tidak lazim”
Kisah Sang Penemu Outbound
Kurt Hahn lahir di Jerman pada tahun 1896, putra seorang industrialis Yahudi kaya, tapi ia menghabiskan sebagian besar hidupnya di Inggris sebagai warga negara Inggris. Sementara ia masih di SMA tahun 1902, ia menghabiskan liburan musim panas di Dolomites dengan teman-teman dari Abbotsholme, sebuah sekolah negeri Inggris. Selama rentang perjalanan ini, dalam sebuah diskusi tentang sistem sekolah umum Inggris, ketertarikan mengenai dunia pendidikan pertama kali masuk ke dalam benak Hahn. Hal ini menyebabkan ia menjadi terobsesi, kemudian ia mulai mendalami filsafat pendidikan dan sangat dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran Plato, Baden Powell, Cecil Reddie, Dr Arnold dari Rugby, Herman Lietz dan lain-lain.
Pada tahun 1904, saat ia masih muda, Hahn terkena “sunstroke” yang cukup parah sehingga membuatnya cacat permanen namun disinilah ia merasakan ketegaran karena ia memiliki semangat dan keberanian untuk bertahan hidup yang sangat tinggi. proses pemulihan diri ini dimanfaatkannya untuk mempelajari filsafat pendidikan secara lebih mendalam dan merumuskan sistem pendidikan yang hingga saat ini menjadi sangat populer.
Salah satu prinsip hidupnya yang ia pegang teguh sejak saat itu adalah, “ketidakmampuan Anda adalah Peluang Anda”, yaitu mengubah Tantangan menjadi Keuntungan, dengan cara selalu melakukan hal yang benar, terbaik dan bermanfaat meskipun dalam keadaan yang dirasakan sangat sesulit apapun.
Filsafat pendidikan Hahn adalah perpaduan dari apa yang dianggap sebagai ide terbaik yang diambil dari berbagai sumber. Menurutnya, pendidikan adalah seperti pengobatan, metode pengobatan yang ada pada saat ini adalah hasil penemuan dan penyempurnaan dari metode metode terdahulu, jika anda datang ke seorang ahli bedah umum dan meminta untuk membedah usus anda dengan cara yang terbaik dan benar, pasti dokter ahli bedah umum tersebut akan menyarankan anda untuk datang ke ahli bedah yang lebih ahli mengenai usus.
Jadi menurut Hahn, tidak ada yang istimewa dan baru dari metode “temuannya”, karena menurut Hahn, ia hanyalah mengumpulkan, merumuskan kemudian mengemasnya dengan cara yang dianggapnya paling sesuai dengan pengalaman atau proses hidupnya pada masa itu. Beliau menganggap, lebih baik meminjam sebuah ide atau metode yang sudah teruji dan terbukti ketimbang harus mencari dan berkesperimen dengan metode baru.
Kunci keberhasilan Hahn adalah, ia berhasil merangkum, mengambil dan menggabungkan ide dan metode terbaik dari tiap pakar pendidikan di dunia, menjadi suatu metode edukasi yang sangat unik.
Hahn memiliki keyakinan bahwa setiap manusia dilahirkan dengan potensi dan kekuatan spiritual serta kemampuan untuk membuat penilaian yang benar mengenai nilai hidup dan moral.
Dalam perkembangan hidupnya, seseorang itu kehilangan kekuatan spiritual ini dan kemampuan untuk membuat penilaian moral karena, apa yang Hahn sebut, diseased society dan the impulses of adolescence.
Oleh karena itu, Hahn terobsesi oleh dekadensi moral atau penyakit sosial yang dia amati di masyarakat, dan sangat tergerak untuk mencari solusinya, beberapa “penyakit” tersebut misalnya seperti :
  • Penurunan tingkat kebugaran karena adanya sarana transportasi modern, pada saat itu lokomotif atau mesin
  • Penurunan memori dan imajinasi karena bingung, waswas, stress, gelisah akibat dampak dari modernisasi
  • Penurunan tingkat keterampilan dan perhatian karena melemahnya tradisi dan budaya yang positif serta keahlian
  • Penurunan disiplin diri karena ketergantungan pada obat-obat perangsang dan obat penenang
  • Penurunan rasa cinta dan kasih sayang antar sesama karena masing masing sibuk dan egois dengan gaya hidup modernnya
Sebagai bagian dari perhatiannya terhadap kekuatan dan kemampuan fisik adalah, ia percaya bahwa setiap manusia memiliki bakat kemampuan fisik, baik bakat fisik alamiah maupun ketidakmampuan fisik alamiah, misalnya seperti cacat fisik.
Keduanya memiliki kelebihan dan memberikan kesempatan: satu untuk mengembangkan kekuatan dan yang lainnya untuk mengatasi kelemahan. Inilah yang menjadi prinsip atau pegangan Hahn’s berikutnya yaitu,
“Ada banyak kelebihan pada diri anda daripada yang anda pikirkan dan bayangkan.”
Tujuan Hahn adalah untuk menyediakan wahana ideal untuk mengaktifkan kesadaran dan potensi kekuatan tersebut, sehingga setiap orang dapat menemukan kesempurnaan jati diri manusianya dan salah satu wahana yang ia buat adalah Outward Bound atau lebih populer di Indonesia dengan istilah Outbound Training.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut